Selasa, 03 Maret 2009

Anggota DPR Diciduk KPK


Orangtua Sudah Nasihati Abdul Hadi Waspadai Godaan Setan
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews



(foto: blog Abdul Hadi)

Makassar - Penangkapan anggota DPR Abdul Hadi Djamal membuat keluarga besarnya di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), shock. Sebab mereka telah sering menasihati agar Abdul Hadi Djamal waspada pada godaan setan selama menjadi anggota DPR.

"Sudah sering saya nasihati, hati-hati kalau bekerja di panitia anggaran, banyak setannya. Jangan sampai tergelincir. Kerjakan amanah rakyat," kata KH Jamaluddin Amin, bapak kandung Abdul Hadi, saat ditemui di kediamannya di Jl Talasalapang, Makassar, Senin (3/3/2009)

Pria yang pernah menjabat sebagai ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel ini mengaku sangat terpukul dengan penangkapan anaknya tersebut. Dia menyerahkan sepenuhnya masalah ini sesuai hukum yang berlaku.

"Saya sama sekali tidak menduga akan mendapat musibah ini. Mungkin sudah takdirnya Hadi, saya hanya bisa berdoa. Kalau dia tidak bersalah semoga Allah memberi jalan baginya," ujar Jamaluddin.

Hal senada disampaikan adik Abdul Hadi yang juga menjabat sebagai Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi. Menurut Ashabul, dia sudah berusaha mengontak Abdul Hadi Djamal namun belum berhasil.

"Kejadian ini tidak mengurangi rasa hormat saya kepada beliau (Abdul Hadi Djamal), baik sebagai ketua DPW PAN Sulsel maupun sebagai adik," ungkap Ashabul.

Di sisi lain, Ashabul meminta DPP PAN bersikap adil dalam permasalahan ini. Dia berharap tidak ada konspirasi politik di balik penangkapan kakaknya.

Ikuti diskusi mengenai pembasmian koruptor di DPR. Klik: Pro dan Kontra! (mna/djo)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

1 komentar:

Blog Watcher mengatakan...

PISAU TAJAM KORUPSI





Kebusukan nafsumu, membunuh jiwaku. Lalu kau berjalan meyeringai membiarkanku sendiri. Dengan suara terbahak kau berjalan pergi, membiarkanku terluka. Tubuhku menggelepar tak berdaya, kau menikamku dengan pisau tajam korupsi.



Hatiku berdarah dalam tubuh, aku merintih kesakitan. Darahku menetes. Setiap darah yang menetes membakar perih ini setiap saat. Koruptor membinasakanku.





waktu itu..........



Semalam sebelumnya, diantara kedua tanganmu kekuatanmu berasal. Gema senandung kesedihan dari seorang yang sengsara, hati anak yatim yang hatinya hancur berkeping-keping, desah ratapan seorang yang tertindas, kau bantu. Kau ku anggap sebagai juru selamatku.



Tapi kini............!!!!



Dalam malam tenang, hati membukakan pintu rahasia kamarku, angin membangunkanku tidur lelapku.



KPK menangkapmu...



Dengan halus, Abdul Hadi Djamal menikamku dengan pisau tajam korupsi.



sumber:http://asyiknyaduniakita.blogspot.com/