Sabtu, 01 November 2008

Demokrat Pasca-Yudhoyono


Sabtu, 1 November 2008 | 00:58 WIB

Ungkapan penghibur lara, ”kekalahan adalah kemenangan yang tertunda”, sangat mengena untuk perjalanan politik Susilo Bambang Yudhoyono, penggagas berdirinya Partai Demokrat. Kepada setiap pihak yang kalah dalam kompetisi politik, ungkapan itu disampaikannya dengan menunjuk dirinya sebagai contoh.

Partai Demokrat didirikan dari pengalaman Yudhoyono kalah dalam pemilihan wakil presiden dalam Sidang Istimewa MPR, 2001. Yudhoyono meraih 147 suara dari 613 suara anggota MPR yang diperebutkan. Hamzah Haz terpilih menjadi Wapres mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri.

Keunggulan empat kali lipatnya dari Hamzah pada jajak pendapat televisi membuat Yudhoyono berpengharapan. Partai Demokrat lantas didirikan tepat di hari ulang tahunnya ke-52, 9 September 2001, kurang dari dua bulan setelah kalah dalam SI MPR. Tujuan praktisnya sudah dinyatakan, ”menjadikan Yudhoyono sebagai Presiden mendatang”.

Angka 9 yang terinspirasi dari tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Yudhoyono seperti menjadi ”pakem” Partai Demokrat. Panitia pendirian partai diberi nama Tim Sembilan. Pendiri partai yang dicatatkan di akta notaris berjumlah 99. Entah kebetulan atau tidak, nomor urutnya saat Pemilu 2004 juga 9.

Meski Yudhoyono tidak masuk dalam kepengurusan karena sedang menjabat sebagai Menko Polkam, konsep, doktrin, dan ideologi Partai Demokrat banyak berasal darinya. Logo dan Mars Partai Demokrat sebagai pemompa semangat diciptakannya sendiri.

Saat Pemilu 2004 mendekat, Yudhoyono mundur dari Kabinet Gotong Royong. Perseteruannya dengan Megawati menjadi pendongkrak popularitas Yudhoyono dan Partai Demokrat.

Pemilu 2004, sebanyak 7,45 persen suara (56 kursi DPR) diraih. Dalam Pilpres 2004, Yudhoyono mengalahkan Hamzah di putaran pertama dan Megawati di putaran kedua. Berpasangan dengan Jusuf Kalla, Yudhoyono meraih 61 persen suara.

Kini, di usia ketujuh, Partai Demokrat percaya diri mampu meraih 15 persen suara nasional (100 kursi DPR) dalam Pemilu 2009. Yudhoyono juga sudah dinyatakan akan dicalonkan kembali dalam Pilpres 2009.

Perjalanan tujuh tahun Partai Demokrat memang tidak bisa dilepaskan dari peran Yudhoyono. Oleh Hadi Utomo, Partai Demokrat dan Yudhoyono diibaratkan seperti dua sisi dari keping uang logam.

Yudhoyono duduk sebagai Ketua Dewan Pembina. Lagu kampanye telah diciptakannya. Ujian nyata Partai Demokrat akan tiba pada generasi pasca-Yudhoyono.(INU)

Tidak ada komentar: