Rabu, 12 November 2008

PPP Jajaki Capres dan Kabinet


Bisa Jadi Isu Kampanye Menarik
Selasa, 11 November 2008 | 03:00 WIB

Jakarta, Kompas - Partai Persatuan Pembangunan atau PPP akan menjajaki pengusulan calon presiden dan susunan kabinetnya dalam satu paket. Usulan itu dapat saja dilakukan untuk membangun tradisi baru dalam politik Indonesia.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal PPP Irgan Chairul Mahfiz di Jakarta, Senin (10/11). ”Kemungkinan pengajuan capres satu paket dengan kabinet adalah hal yang dimungkinkan agar masyarakat bisa memahami komposisi kabinet yang nantinya akan memerintah,” ujarnya.

Pengajuan capres satu paket dengan kabinet, kata Irga, juga diharapkan dapat membuat masyarakat mengenal sejak awal calon menteri dan ikut menilai figur yang tepat untuk duduk dalam pemerintahan. ”Ini penting juga untuk menghindari agar tak terjadi memilih pemimpin seperti membeli kucing dalam karung. Respons masyarakat diperlukan untuk mengukuhkan legitimasi pemerintahan,” ujarnya.

Memperkenalkan calon anggota kabinet sejak awal, kata Irgan, bisa mengikis krisis kepercayaan masyarakat terhadap personal dan pranata negara. PPP mencoba mewacanakan gagasan agar pencalonan presiden bisa beriringan dengan tawaran kabinet.

”Dengan mekanisme ini capres bertanggung jawab terhadap kabinetnya. Kabinet terikat menjaga pemerintahan karena sejak awal dikawal masyarakat,” ujarnya lagi.

Selain itu, menurut Irgan, mekanisme ini akan membatasi perilaku partai politik yang sering melakukan manuver politik yang bisa merugikan rakyat.

Isu menarik

Secara terpisah, Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Ketua Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengakui, bayangan kabinet bisa sejak awal dikampanyekan calon presiden dan wakil presiden. Cara itu dipercaya merupakan salah satu isu kampanye yang menarik dan bisa memberikan gambaran kepada calon pemilih. Hanya, waktu yang dinilai paling tepat adalah saat kampanye pemilu presiden.

Anas dan Priyo sepakat, bayangan kabinet yang akan menopang pemerintahan jika pasangan calon terpilih akan menjadi sarana pendidikan politik yang menarik, sekaligus tradisi baru politik yang baik. Namun, bagi Anas, jika terlalu dini disampaikan, isu kabinet justru bisa merusak fokus pemilu menjelang pemilu legislatif.

Anas pun menyebutkan, yang perlu disampaikan dalam kampanye nanti cukup beberapa posisi yang strategis dan terkait langsung dengan program utama yang ditawarkan pasangan calon. Kalau yang dikampanyekan semua yang bakal masuk kabinet, justru berisiko menyerimpung calon presiden.

Menurut Priyo, dengan mengumumkan rancangan kabinetnya, publik sekaligus bisa menilai kredibilitas orang yang akan membantu presiden. Namun, jika semua nama diumumkan, dapat berdampak negatif dengan tertutupnya akses orang yang tidak masuk nominasi.

Sementara itu, fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Yasonna Laoly, sepakat, transparansi paket kabinet terkait erat dengan konsep koalisi dalam pemerintahan. Rakyat tak sekadar memilih calon presiden dan wakil presiden, tetapi paket pemerintahan yang utuh dengan pembantunya. (mam/dik)

Tidak ada komentar: