Sabtu, 17 Januari 2009

Aborsi Dini Poros Tengah


Din Syamsudin


INILAH.COM, Jakarta – Dua partai tengah, PPP dan PBB, kembali mencalonkan Susilo Bambang Yudhoyono. Ada tanda-tanda gagasan ‘Poros Tengah Jilid II’ dari Muhammadiyah dan ‘Koalisi Tengah’ PKS bakal mengalami aborsi. 

Langkah PPP dan PBB, meski masih menghadapi friksi internal, makin mantap mendukung SBY dalam Pilpres 2009. Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin yang menggagas Poros Tengah dan PKS yang mengajukan ide Koalisi Tengah, masih belum terkristalisasi. 

Belakangan ini, Muhammadiyah ingin menghidupkan kembali aliansi politik 'Poros Tengah'. Sasaran yang dibidik pun tak jauh beda dengan aliansi yang hidup di tahun 1999, yaitu parpol berbasis massa Islam.

Bila Poros Tengah pada Sidang Umum MPR 1999 muncul dari mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah M Amien Rais, kini gagasan tersebut kembali dihidupkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin. 

Salah satu latar belakangnya, syarat persentase pengajuan capres dengan 20% suara kursi parlemen atau 25% suara sah nasional dinilai sangat berat bagi parpol Islam. Sehingga Din berharap akan muncul poros tengah baru yang akan menyatukan seluruh partai politik Islam. 

Di era reformasi ini, kata Din, ada pencabangan dan fragmentasi yang ditandai dengan banyaknya parpol-parpol Islam maupun yang berbasis massa Islam. Sehingga, Din berharap, parpol-parpol seperti PPP, PBB, PKS, PKNU, PNUI, PKB, PMB, dan PAN tidak terpecah-belah. Namun fragmentasi parpol-parpol Islam sudah terlalu dalam. 

Lantas bagaimana dengan langkah politisi PKS yang mencoba menggagas Koalisi Tengah? Ternyata, dalam politik riil, sejauh ini belum ada respon jelas dari parpol manapun. Artinya, PKS berjalan sendirian dan masih mencari partner politik yang klop. Hanya saja, tampak bahwa Koalisi Tengah ala PKS ini sulit mencari blok politik yang konkret.

Melihat perkembangan situasi ini, ada isyarat kuat, selama empat tahun berperan di Kabinet Indonesia Bersatu, elit partai tengah merasa nyaman dengan kepemimpinan SBY.

Peneliti LIPI, Siti Zuhro, menilai dukungan elite partai tengah itu merupakan sikap politik yang wajar-wajar saja. Bagi SBY sendiri, penting untuk memastikan dukungan dari kalangan partai tengah, terutama yang kini terlibat di pemerintahannya.

“SBY sedini mungkin memastikan dukungan dari partai tengah untuk memperkuat posisinya ketika tampil kembali dalam Pilpres 2009,” kata Siti. 

Ini berarti partai-partai tengah dari sayap Islamis maupun nasionalis amat mungkin mendukung SBY demi nikmat kuasa dan komfortabilitas politik. Partai besar seperti Golkar, hampir pasti mencermati perkembangan datar politik ini.

Jika demikian, sangat mungkin Poros Tengah dan Koalisi Tengah mengalami aborsi, sementara SBY melenggang dengan popularitas yang tinggi. Politik ke depan mungkin tanpa perubahan, karena elite dan massa tampaknya ogah berubah. [I4]

Tidak ada komentar: