Senin, 22 Desember 2008

Hasil Survei, Golkar Semakin Terpuruk


Senin, 22 Desember 2008, 19:54:18 WIB

Laporan: Zul Sikumbang

Jakarta, myRMnews. Partai Golkar diyakini sejumlah kalangan akan mengalami penurunan, baik dari popularitas maupun elektibilitas.

Dari beberapa hasil lembaga survei, seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Partai berlambang pohon beringin ini menempati urutan ketiga dibawah PDIP dan Partai Demokrat.

Hasil yang sama juga terjadi pada survei Reform Institute. Partai Golkar hanya mendapatkan perolehan suara 14,16 persen.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latif dalam pemaparan hasil survei, di kawasan Kuningan, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (22/12).

Penurunan suara Partai Golkar itu disebabkan bebarapa hal. Di antaranya lantaran tidak ada regenerasi sehingga ditinggal oleh pemilih pemula dan pemuda.

"PG cenderung mengalami penuaan, banyak kehilangan dukungan dari pemilih-pemilih pemula dan pemuda. Padahal jumlah pemilih terbesar pada pemilu adalah pemilih pemula," ujar dia.

Alasan lain, tambah Yudi, internal partai golkar sudah tidak solid karena ada perubahan di dalam kerangka hubungan politik.

Ia menyebut, dahulu golkar sangat bergantung pada kekuatan birokrasi. Seolah-olah bila mesin partai tidak berjalan bisa tertolong oleh birokrasi dengan menggunakan berbagai cara.

"Sekarang harapan itu tidak bisa diandalkan, buktinya PG banyak mengalami kekalahan pada pilkada di daerah dan tidak begitu mudah bagi gubernur atau bupati memanfaatkan birokrasi," tutur Yudi.

Di samping itu, adanya kebijakan partai yang menerapkan sistem suara terbanyak semakin memperparah PG. Sebab para caleg akan berjuang sendiri-sendiri dan tidak lagi mengindahkan partai secara struktural.

"orang atau caleg akan berlomba untuk kepentingan diri sendiri," kata dia.

Selain itu, PG terlalu yakin akan kemenangan sehingga melupakan mesin partai di tingkat bawah dan cenderung membiarkan tanpa ada sentuhan dari pusat.

Yang sangat mempengaruhi penurunan popularitas PG adalah banyaknya tokoh-tokoh PG yang dihambat dan ditutup ruang geraknya oleh pengurus. Akibatnya, kader-kader potensial keluar dan membentuk partai baru, seperti Prabowo Subianto, Wiranto.

"Sekarang terjadi fragmentasi tokoh-tokoh PG yang luar biasa akibat tidak adanya harapan diusung sebagai kandidat capres dan akhirnya lari dan eksodus. Peluangnya sangat kecil dan ditutup. Kalau harapan itu dibuka akan akan menguatkan konsolidasi kekuatan-kekuatan di dalam. Sekarang sudah terlambat karena calon-calon itu sudah dirikan partai lain," tukas Yudi. [rul]


Tidak ada komentar: