Minggu, 14 Desember 2008

Pemilu 2009


Jangan Pertanyakan Lagi Nasionalisme Partai Islam

Jakarta, Kompas - Kekuatan politik Indonesia sudah sejak lama ditandai dengan kekuatan partai Islam atau berbasis massa Islam dan nasionalis. Namun, kekuatan ini tidak perlu didikotomikan lagi, bahkan semuanya harus bisa disatukan.

Itu sebabnya kalangan yang meragukan nasionalisme partai Islam patut dipertanyakan. Begitu juga sebaliknya, dalam tubuh partai pengusung nasionalisme, jelas banyak umat Islam-nya.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali ketika membuka Forum ”PPP Mendengar” di Jakarta, Jumat (12/12) malam. ”PPP sendiri punya keinginan untuk menyatukan partai berbasis Islam ataupun partai nasionalis,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, PPP menghadirkan calon presiden Sultan Hamengku Buwono X sebagai narasumber, juga sosiolog FISIP UI Prof Paulus Wirutomo, ekonom FE UI Bambang Brodjonegoro, dan pakar politik Islam Prof Azyumardi Azra.

Suryadharma menjelaskan, forum itu bukan forum konvensi meskipun nantinya akan menghadirkan semua calon presiden yang namanya sudah muncul saat ini. ”Bukan pula forum PPP untuk mencari uang karena menyediakan panggung bagi kandidat presiden. Ini penting untuk diumumkan agar tidak ada kesalahpahaman,” ujarnya.

Bagi PPP, menurut Suryadharma, semua orang yang memberanikan diri untuk maju sebagai capres pasti memiliki pikiran luar biasa. ”Siapa tahu PPP merasa cocok dan tertarik,” ujarnya.

Sultan mengatakan, kekuasaan itu untuk mengabdi dan menjadi suatu kewajiban dengan sikap kejujuran dan keikhlasan.

Ditanya tentang komitmen kerakyatan, menurut Sultan, dasar komitmen itu terkait dengan janji seorang anak kepada orangtua. ”Saya berjanji kepada orangtua untuk melaksanakan kehidupan, yang mampu melindungi semua masyarakat,” ujarnya. (MAM)

Tidak ada komentar: