Selasa, 23 Desember 2008

PBR, Sosialisme Religius bagi Semua


M Zaid Wahyudi

Sebagai salah satu partai yang menjadikan Islam sebagai asasnya, Partai Bintang Reformasi merupakan satu-satunya partai yang tidak memiliki hubungan historis dan psikologis dengan organisasi massa Islam tertentu. Saat pembentukannya pada 2002, PBR lebih mengandalkan karisma KH Zainuddin MZ.

Zainuddin MZ menjadi ketua umum partai ini pada masa awal berdirinya.

Pemilu 2009 merupakan pemilu kedua yang akan diikuti PBR. Meskipun spirit Islam tetap menjadi nilai yang memandu gerak partai, PBR tak lagi mengandalkan pesona kiai atau ulama tertentu. Kini, kaum muda dan aktivis pergerakan menjadi motor penggerak partai.

Berikut petikan wawancara Kompas dengan Ketua Umum PBR Bursah Zarnubi pada 12 Desember lalu di Jakarta.

Apa yang membuat PBR percaya diri mengusung asas tersebut?

PBR ingin mengembangkan Islam yang inklusif dan substantif, bukan Islam yang eksklusif dan formalistik. Nilai Islam diletakkan dalam kerangka hablu min naas (hubungan dengan sesama manusia) yang terimplementasi menjadi amal saleh bagi seluruh bangsa. Ajaran-ajaran sosial dalam agama dibumikan dengan mengubah perjuangan budaya (culture struggle) yang selama ini dilakukan oleh organisasi massa dan parpol Islam menjadi perjuangan sosial (social struggle). Semangat ritualitas digeser menjadi gerakan untuk menyejahterakan rakyat.

Tetapi bukankah dua kali pemilu pascareformasi tak pernah menjadikan parpol Islam sebagai pemenangnya?

Itu terjadi karena parpol Islam yang ada kurang ekspansif dalam mengagendakan perubahan sosial. Akibatnya, walaupun 88 persen warga Indonesia memiliki kartu tanda penduduk beragama Islam, dukungan bagi partai-partai Islam tidak pernah bertambah. Karena itu, orientasi PBR adalah membawa perubahan sosial dengan Islam, membangun peradaban yang damai dan plural, serta akomodatif terhadap perkembangan semua agama dan budaya yang ada di Indonesia.

Apa yang membedakan PBR dengan parpol Islam lainnya?

PBR ingin memberi interpretasi baru atas Islam bahwa agama mampu membangun solidaritas, gotong royong, dan kepedulian. PBR ingin mengusung semangat sosialisme religius sebagai ideologi partai dengan mengajak orang beriman untuk mengaktualisasikan nilai religi ke arah pembangunan manusia berdasarkan keadilan.

Apa implikasi sosialisme religius bagi gerak partai?

Semua ajaran agama juga mengajarkan nilai sosialisme untuk mewujudkan kehidupan yang lebih bermartabat dengan menjadikan manusia sebagai manusia.

Ideologi berbau sosialisme itu tidak dianggap aneh oleh umat Islam sendiri?

Sosialisme yang dibangun PBR bukan berdasarkan sejarah Eropa yang bertumpu kepada materialisme dan cenderung anti-Tuhan. PBR ingin menyusun agenda religi, bukan menjadikan agama justru sebagai hal yang mengkhawatirkan pihak lain seperti selama ini.

Apa manfaat yang bisa diharapkan masyarakat dengan ideologi PBR itu?

Sosialisme religius itu akan membuat agama tidak terjerembab dengan persoalan sosial politik yang saling menghancurkan dan ingin menang sendiri. Ideologi sosialisme religius ini juga diharapkan mampu mereduksi gerakan radikal agama dan gerakan yang mengeksploitasi kemiskinan menjadi perjuangan kelas.

Tidak ada komentar: